Sosialisasi Masa Pubertas, POMG MIN 1 Kebumen
Kebumen – “Kenapa setelah baligh wajib shalat?”, tanya Ghosan. “Apakah anak perempuan yang sudah haid wajib berkerudung?” kata Kayyisa. Dua pertanyaan tersebut mewakili ratusan pertanyaan lain yang berkecamuk dalam diri peserta didik MIN 1 Kebumen khususnya bagi yang memasuki masa pubertas.
Rabu, (25/1) bertempat di ruang gedung baru, diselenggarakan Sosialisasi Masa Pubertas bagi 119 peserta didik kelas 5 untuk menjawab berbagai hal seputar pubertas. Didaulat sebagai pembicara, Bunda Rofiah Akbar, S.Psi., M.Psi. seorang psikolog yang begitu akrab dengan dunia pendidikan.
Sosialisasi yang merupakan inisiasi POMG (Paguyuban Orang Tua, Murid dan Guru) Kelas 5 ini diawali dengan mujahadah untuk memohon keberkahan. Bertindak selaku imam H. Khas Khasol Khaq.
Seusai mujahadah, Imam Muzaki, M.Pd mewakili kepala madrasah secara resmi membuka acara. Dalam sambutannya ia menyampaikan rasa syukur dan apresiasi kepada POMG sebagai penggagas dan pelaksana kegiatan. Imam menyebutkan pentingnya anak-anak dikenalkan dengan masa pubertas agar dapat menghadapinya dengan siap. “Narasumber yang kompeten, jelas akan memberikan paparan yang ilmiah” katanya.
Pada sesi inti, Rofi’ah Akbar, psikolog pendiri lembaga psikologi terapan Airvision memaparkan, pubertas atau disebut juga aqil baligh pada anak perempuan dimulai pada rentang usia 9-14 th, sedangkan pada anak laki-laki pubertas biasanya terjadi sekitar usia 10-15 th.
Rofi’ah menjelaskan bahwa perempuan memang biasanya lebih cepat mengalami masa pubertas. Pada masa ini, secara fisik dan psikis akan terjadi perubahan dan perkembangan yang menandai proses menuju remaja.
Tips menghadapi pubertas yang diungkapkan di antaranya, hadapi dengan banyak beribadah, lakukan aktivitas fisik/olah raga, rajin membersihkan badan, bergaul dengan komunitas yang baik, dan makan makanan yang bergizi.
Selain itu dijelaskan pula bahwa dalam Islam, syariat agama mulai diterapkan atau dengan kata lain menjadi wajib pada anak yang sudah aqil baligh. Dalam pergaulan, dirinya berpesan agar anak-anak harus mewaspadai area yang boleh dan tidak boleh disentuh.
Secara keseluruhan, acara berjalan dengan lancar. Dalam pengamatan Hikmah Sholawati salah seorang guru kelas 5, baik peserta didik, guru maupun perwakilan orang tua dari masing-masing kelas, nampak antusias dengan pemaparan yang gamblang dan menarik dari sang psikolog. “Pada sesi tanya jawab berdoorprize, anak-anak semakin antusias bahkan berebut melontarkan pertanyaan” kata Hikmah.
Dirinya berharap, semoga kegiatan ini dapat menjadi bekal yang bermanfaat bagi peserta didik agar dapat mempersiapkan diri dengan baik sehingga menjadi pribadi yang berhasil dan selaras dimasa pubertas. Sebelum acara berakhir diadakan refleksi dan doa bersama Dwi