Kimberli atau akrab disebut Kimi dan teman-teman kelas empatnya, terlihat asik menebali gambar dengan spidol. Bukan di buku gambar, namun di sebuah kaleng susu bekas yang akan ia sulap menjadi kotak infaq berwarna-warni. Ia mengaku senang bisa mengikuti kegiatan belajar yang lain dari biasanya di siang itu. “Senang bisa belajar bersama, kita lagi menggambar di celengan dari bekas kaleng daur ulang”, katanya sambil duduk lesehan di koridor depan kelas, Sabtu, (14/9/2024).
Aditya Pradana dari Komunitas Sahabat Lingkungan diundang oleh MIN 1 Kebumen, ia datang bersama timnya sekitar 10 orang untuk melakukan sosialisasi cinta lingkungan serta melakukan aksi aplikatif terhadap sampah. Tidak hanya itu ia juga siap membantu madrasah menghadapi program adiwiyata.
Dalam hal gerakan cinta lingkungan, komunitas yang ber-Base Camp di Kecamatan Klirong, dekat Pasar Dorowati ini kerap melakukan aksi seperti bersih sungai, bersih pantai bahkan edukasi terkait kehidupan penyu di Kebumen. “Latar belakang anggota kami beragam, ada yang masih sekolah, kuliah dan yang sudah bekerja”, ujar Aditya.
Bersamanya, hadir pula duta lingkungan hidup tingkat Provinsi Jawa Tengah, Rayah Astian. Kepada anak-anak, Ia mensosialisasikan cara pengelolaan sampah dan pola hidup reduce reuse and recycle. “Pola hidup ini bertujuan untuk menekan jumlah sampah, karena dengan kita reduce kita memilah untuk mengurangi sampah, dengan reuse kita menggunakan kembali barang yang masih bisa digunakan, dan dengan reclycle kita bisa mendahur ulang barang yang aslinya sampah tapi bisa kita gunakan Kembali”, paparnya.
Duta Green Generation Indonesia lulusan SMAN 1 Kebumen ini, pernah mengadakan kegiatan clean up yakni aksi yang dilakukan sehabis suatu kegiatan besar yang biasanya menimbulkan sampah. “Setelah kegiatan biasanya kotor, nah kita bersihkan sambil kita suarakan tentang kebersihan”, bebernya. “Kita juga pernah melakukan aksi bersih pantai dan penanaman pohon mangrov di pantai Kali Ratu”, sambungnya.
Hal lain yang ia dan teman-temannya pernah lakukan adalah upaya pembuatan hutan kota di daerah Panjer. “Disana ada tanah kosong di perbukitan, agak tinggi, kita mau pertahankan daerah hijaunya, kita pertahankan pohon-pohonnya agar menjadi paru-paru kota”, katanya menjelaskan. Ia mengaku tertarik menjadi aktivis lingkungan hidup untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan terutama kepedulian terhadap sampah.
Bu Munawaroh salah satu guru kelas 4 menyampaikan, kegiatan bersama komunitas peduli lingkungan ini sangat menarik bagi anak-anak. “Ini menjadi pengalaman dalam hal daur ulang sampah, anak-anak bertambah kreatif dan bertambah pengalaman dalam melakukan daur ulang sampah dengan sistem 3R”, kata Munawaroh.
“Manfaat secara langsung dari kegiatan ini agar anak-anak bisa mendaur ulang sampah terutama sampah plastik karena bersifat unorganik yang tidak bisa diurai”, ungkapnya. “Hari ini anak-anak membuat celengan dari bekas wadah susu untuk dibuat kotak infaq. Hasilnya bisa dibagikan dengan kelas lain yang belum melakukan kegiatan ini”, terangnya.
Senada dengan hal tersebut, Bu Ulfah yang juga salah satu panitia persiapan program Adiwiyata MIN 1 Kebumen menyatakan, program ini adalah program P5P2RA yang masuk ketahap kontekstualisasi. “Kami menghadirkan narasumber sebagai Role Playing dengan mengundang aktivis lingkungan hidup untuk menularkan gaya hidup berkelanjutan”, kata Ulfah.
Ulfah menjelaskan, tim ini akan datang lagi di jeda semester dengan agenda sama yakni sosialisasi go green dan aplikasinya. Bedanya adalah produk yang dihasilkan seperti kotak infaq, gantungan kunci, bahkan juga berupa aksi menanam dll. “Nantinya kami juga akan mengundang tim dari Tempat Pengolahan Sampah 3R (TPS-3R) untuk pembuatan kompos dan magot”, ucapnya. Dirinya dan para guru karyawan berharap agar anak-anak bisa memilah sampah lalu sampah itu dapat digunakan kembali ataupun didaur ulang. D