Semangat Hijrah Nabi Muhammad SAW. untuk mengisi Kemerdekaan, Bimroh MIN 1 Kebumen

Kebumen_Kamis (8/8/2024) Bimbingan Rohani (Bimroh) dari Penyuluh Agama Kantor Kementerian Kabupaten Kebumen diadakan di MIN 1 Kebumen siang hari selepas dzuhur. Hadir sebagai pengisi mauidzoh Ibu Siti Ma’rifah, Penyuluh Agama kelahiran Ambal Kabupaten Kebumen. Beliau menyampaikan pentingnya meneladani semangat hijrah Nabi Muhammad SAW. untuk mengisi kemerdekaan. Diantara cara mengisi kemerdekaan itu ialah tetap semangat mencari ilmu untuk bekal beramal. “Mari tetap semangat mencari ilmu meskipun sudah berumur, dan mari  berbakti pada pada nusa dan bangsa sesuai profesi kita”, pesannya kepada guru dan karyawan MIN 1 Kebumen.

Dalam Mauidzhnya ia menyampaikan, “Tholabul ‘ilmi qoblal ‘amal”, carilah ilmu sebelum beramal, seperti mencari ilmu wudhu, berzakat, sedekah, termasuk sedekah subuh, ilmu haji  dll. Semuanya harus ada ilmunya. Carilah ilmu dari ayunan sampai liang lahat, kapanpun dimanapun dan jangan pernah meremehkan siapapun karena kita bisa mendapat ilmu dari siapa saja.

Mengamati penerapan program kelas berlantai suci di MIN 1 Kebumen, dirinya mengaku sangat mendukung. Menurutnya, program ini penting karena menjadi ilmu yang ditanamkan sejak kecil. “Dengan lantai suci, sejak kecil anak-anak sudah dibiasakan menjalankan ibadah di kelas masing-masing”. katanya.

Kemudian ia menekankan pentingnya niat di awal perbuatan. “Innamal ‘amalu bi niat wa innama likullimri in maa nawa”, katanya mengutip hadits. bahwa segala sesuatu tergantung niatnya. Hadits ini berkaitan dengan sejarah Nabi Muhammad SAW. ketika hijrah. Sebuah momen tentang tantangan perubahan dan perjuangan pantang menerah dari baginda Nabi Muhammad SAW. yang harus diambil teladannya.

Ia mengisahkan cerita seorang santri yang telah memukul batu sebanyak 50 kali namun tidak kunjung pecah, santri itu lalu mengadu pada gurunya. Sang guru kemudian memukul batu itu satu kali kemudian pecah. Sang guru memberi nasihat jangan menyerah, sebetulnya batu ini memang akan pecah namun pada pukulan ke 51.

Kisah para sahabat juga tak luput diulas, diantaranya tentang At Thufail, seorang penyair top Makkah zaman Nabi Muhammad SAW.  Ketika ia datang ke Makkah bersama pengikutnya, ia dihalang-halangi oleh kaum Quraisy. Mereka khawatir Thufail terpengaruh pada bacaan Al Qur’an yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Hal ini tidak mengherankan karena Al Qur’an sebagai kitab yang dari susunan tata bahasanya saja begitu indah apalagi isinya.

Thufail awalnya terpengaruh, sampai-sampai ia menutupi telinga dengan kapas agar tak mendengar kalamullah itu, namun bacaan Nabi Muhammad SAW. tetap samar-samar masuk ke telinganya.

Akhirnya ia penasaran dan ingin mendengarkan dengan seksama. Ia yang memahami seluk beluk syair lalu berpendapat, alangkah bagusnya susunan kalimat Al Qur’an ini, tentu ini bukan karangan manusia. Akhirnya ia menemui Nabi Muhammad SAW. dan berikrar masuk Islam, perlahan keluarganya pun ikut masuk Islam juga.

Ia juga mengisahkan tentang sahabat Abu Bakar yang dipilih menemani hijrah Nabi Muhammad SAW. Alangkah bahagia hati Abu Bakar RA. Ia sampai menangis saking bahagianya ketika dikabari menjadi teman perjalanan Nabi Muhammad SAW. Dikisahkan pula burung dara yang membuat sarang didepan gua Tsur, konon merpati di Makkah adalah keturunan merpati ini. Bu Siti juga berkisah tentang Suroqoh yang mengejar jejak Nabi SAW. untuk menagkapnya namun justru masuk Islam.

Dari kisah hijrah nabi Muhammad SAW. Sang penyuluh menekankan pentingnya menjaga semangat perjuangan meskipun tantangan berat menghadang. “Pondasi Islam juga harus dijaga, pertama syahadat, karena ini menjadi kunci syurga. Kedua shalat, gerakannya menurut penelitian berfungsi menjaga kesehatan. Ketiga zakat, untuk mengasah empati, tolong-menolong. Keempat puasa, untuk merawat organ pencernaan dan pernafasan. Kelima haji, untuk mengekang hawa nafsu.

Berkaitan dengan suasana menjelang hari kemerdekaan Indonesia di bulan Agustus Bu Siti berpesan mengutip surat Ibrahim Ayat 5, وَذَكِّرْهُم بِأَيَّىٰمِ ٱللَّهِ . “dan ingatkanlah mereka pada hari-hari Allah”. Termasuk diantaranya hari ketika Allah SWT. memberikan anugrah kemerdekaan Negara Indonesia ini. “Mari tetap semangat mengabdi pada nusa dan bangsa sesuai profesi kita, berjuang, tetap semangat mengisi kemerdekaan Republik Indonesia, kuatkan imannya, kuatkan perjuangannya, semoga sukses fi daroin”, pungkasnya. D

Kabar Sekolah Lainnya

Download App Web Sekolah

Nikmati Cara Mudah dan Menyenangkan Ketika Membaca Buku, Update Informasi Sekolah Hanya Dalam Genggaman