Mujahadah Kamis Pagi
Kebumen – Karakter religius pada profil pelajar Pancasila terus dipupuk pada setiap diri peserta didik. Terlebih ciri khas madrasah sebagai sekolah formal dengan pengayaan muatan mapel-mapel keagamaan, meniscayakan adanya penguatan-penguatan amaliah dan budaya Islami dengan berbagai cara dan upaya, satu diantaranya adalah pembiasaan rmujahadah.
Seperti yang berlangsung pada Kamis pagi, (15/12) murid-murid kelas 4, 5, dan 6 melaksanakan mujahadah pagi di halaman madrasah dipimpin oleh guru PAI kelas 5, H. Khas Khasol Khaq. Tahlil dan Yasin menjadi menu utama dalam mujahadah yang biasanya dilaksanakan tiap hari Jum’at. Pada minggu ini kegiatan mujahadah maju satu hari sebab di hari jum’at telah diagendakan kegiatan jalan sehat keliling desa Gemeksekti.
Hj. Widyastuti, S.Pd., M.Pd., selaku kepala madrasah menyampaikan, pelaksanaan mujahadah kali ini merupakan bagian projek penguatan profil pelajar Pancasila. Mujahadah juga menjadi bentuk rasa syukur atas pelaksanaan berbagai kegiatan di semester 1 utamanya kegiatan belajar mengajar. Selain itu mujahadah sebagai bentuk munajat siswa agar diberikan ilmu yang bermanfaat serta hasil yang maksimal. “Setelah seluruh rangkaian pembelajaran di semester 1, semoga kalian mendapat hasil yang memuaskan”, kata Widyastuti kepada peserta didik.
Imam Muzaki, salah seorang guru kelas 6 yang sedang mengikuti diklat calom kepala madrasah menjelaskan, profil pelajar Pancasila dari sisi religius adalah pelajar yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia. “Manifestasi keimanan dan ketakwaannya tergambar dalam akhlak mulia terhadap diri sendiri, sesama manusia, alam, dan negaranya” papar Imam Muzaki.
Sementara itu, cuaca yang cerah menyertai pelaksanaan mujahadah yang diawali bacaan tahlil guna mengirimkan doa pada arwah leluhur. Manfaat bacaan surah al Fatihah dan bacaan lainnya disampaikan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW., keluarga-Nya, sahabat-Nya dan para tabi’in. Tak lupa doa permohonan ampun dipanjatkan terkhusus kepada para pendiri MIN 1 Kebumen, para guru, orang tua dan keluarga besar madrasah serta kaum muslimiin muslimat umumnya.
Dengan duduk bersila pada tikar maupun spanduk bekas kegiatan, para guru dan peserta didik berusaha khusyu’ dalam melantunkan ayat demi ayat surat Yasin yang terkenal sebagai Qolbul Qur’an. Sebagian yang tidak membawa buku Yasin nampak mendompleng membaca buku Yasin bersama teman. Secara keseluruhan, kegiatan mujahadah berlangsung tenang hingga pada akhirnya ditutup dengan doa Asmaul Husna. Dwi