Kebumen_Puncak Hari Amal Bhakti Kementerian Agama ke-79 Tahun 2025 di MIN 1 Kebumen ditandai dengan upacara bendera, Jum’at (3 Januari 2025). Sebuah upacara yang spesial dan tidak biasa dikarenakan dilaksanakan hari Jum’at dengan mengenakan atribut lengkap untuk hari Senin.
Seluruh peserta didik kelas 1-6 mengikuti kegiatan ini. Sementara beberapa guru mengikuti upacara HAB Kemenag tingkat Kabupaten yang dipusatkan di MTsN 1 Kebumen. Mereka berangkat ke sana untuk mendapatkan penghargaan atas prastasi pada berbagai perlombaan yang digelar dalam rangka memeriahkan HAB ke-79.
Dengan tema “Umat Rukun Menuju Indonesia Emas”, upacara di halaman MIN 1 Kebumen berlangsung tertib dan lancar. Bertindak selaku pembina upacara, Khas Khasol Khaq guru kelas 6A sekaligus guru Bahasa Arab.
Khasol mengungkapkan, untuk menuju Indonesia Emas syaratnya umat harus rukun. Ia mengisahkan, sebelum agama Islam berkembang, dulu umat berada dalam zaman jahiliyah atau jaman kebodohan. Ia menuturkan, tanda zaman jahiliyah ada 3 (tiga), pertama, Fasadud din atau rusaknya agama, kedua, fasadul akhlaq atau rusaknya akhlaq, dan ketiga, fasadul ilmi atau ilmunya rusak.
“Apa yang membuat ketiga ini rusak?, Khasol bertanya. “Karena orang jahiliyah tidak rukun”, jawabnya kemudian. “Bayangkan, dalam satu bulan orang jahiliyah bisa berperang hingga 25 kali. Ketika sering berperang, sering ribut maka ilmu tidak akan berkembang, agama akan rusak, akhlaq juga rusak”, jelasnya.
Ia mengajak peserta didik berfikir jika di kelas kerukunan tidak dibentuk, maka ilmu rusak. “Mengapa? tanyanya lagi. “Karena yang mau memperhatikan terganggu dengan yang berisik”, jawabnya kembali.
Guru yang juga kyai di tempat tinggalnya ini menekankan, jika kelas anteng dan rukun maka pembelajaran akan enak. Tapi jika di kelas ramai maka ilmu yang akan didapatkan akan terhambat oleh teman yang sedang bikin kacau.
Khasol Kembali menggambarkan pentingnya kerukunan, kali ini dalam ibadah. “Jika dalam sholat tidak rukun, saling dorong-mendorong, maka ibadahnya juga akan rusak” ujarnya. “Oleh karenanya, penting sekali kerukunan untuk dijaga”, sambungya.
Dirinya menyebut, tema HAB kali ini menjadi solusi berbagai masalah, fenomena sekarang dimana banyak orang tahu aturan tapi tindakannya tidak konsisten dengan pengetahuannya.
“Tahu korupsi itu dilarang tapi malah melakukan korupsi. Tahu Bullying / menjelekkan teman dalam Islam dilarang tapi banyak yang melakukan, ini tidak pas, tidak sinkron dengan yang kita ketahui” imbuhnya.
Untuk itu kyai muda ini mengajak, dengan tema Umat Rukun Menuju Indonesia Emas mari kita praktekkan kandungannya di madrasah kita, kita praktekkan di kelas kita sehingga kerukunan terjadi. “Dengan demikian, ilmu dapat berkembang, akhlaq menjadi bagus, dan agama menjadi lebih terjaga”, tutupnya mengakhiri amanat. D