Kebumen_Bulan Rabiul Awwal telah tiba, para perindu rasul mulai merasakan atmosfer kerinduan yang kian hari kian terasa. Di kota, di desa, di seantero dunia kaum muslimin berlomba memperingati kelahiran sosok yang mulia. Kelahiran sang cahaya nan rupawan, berupa jasad dan sifat paripurna, penebar rahmat dan pembawa syafa’at di hari kiamat, dialah Nabi Agung Muhammad SAW.
Rabu, (11/9/2024), MIN 1 Kebumen mengekspresikan kegembiraan menyambut datangnya bulan kelahiran beliau. Caranya dengan bershalawat, bersenandung religi, membaca kitab Al Barzanji, dan bersama menyesap hikmah dari kisah akbar yang disampaikan pedakwah piawai asal Surobayan, Ambal, Kebumen yakni Ustadz Anwar.
Ustadz yang akrab dipanggil Kak Anwar ini, menyampaikan kisah dengan gaya komunikatif, mimik wajah ekspresif, gestur atraktif, dan intonasi efektif hingga mampu menyedot perhatian 700an pasang mata. Kemampuannya menirukan berbagai suara seperti suara gajah Abrahah, derap kaki pasukan kudanya, dan aneka suara lain di seputar zaman kelahiran Nabi SAW. seolah membawa suasana ke zaman lampau kala kisah penyerangan Ka’bah terjadi.
Mula-mula ia berkisah tentang tentang negeri Habasyah, negerinya raja Abrahah al-Asyram al-Habsy. Raja itu murka dengan kelakuan seseorang yang sengaja buang hajat di tempat ibadah megah buatannya, Al Qullais. “Bagunan ini ia bangun tinggi-tinggi dengan tembok berlapis emas”, kisahnya. Dari informasi yang dihimpun, ternyata orang itu justru hendak pergi ke Makkah untuk beribadah di Ka’bah, bangunan umat Islam yang ingin ia tandingi kemegahannya.
Merasa terhina, Ia marah besar dan memerintahkan panglimanya menggalang kekuatan besar dan menyerang bahkan kalau perlu menghancurkan Ka’bah. Gajah dan ribuan kuda menjadi tunggangan pasukan tersebut. Namun demikian pasukan besar ini hancur lebur oleh pasukan utusan Allah berupa burung ababil. Burung kecil yang datang berbondong-bondong melempari pasukan dengan batu dari neraka hingga pasukan Abrahah tumpas seluruhnya. Begitulah cara Allah menyelamatkan Ka’bah.
Kisah terus dipresentasikan dengan ekspresif hingga pada momen puncak kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tak terasa, waktu telah menunjukkan pukul 10.30, mundur setengah jam dari waktu yang dijadwalkan. Menyempurnakan acara, berbagai persembahan ditampilkan oleh putra-putri berbakat, tidak tertinggal para guru menyenandungkan kitab legendaris Maulidul Barzanji dengan momen “Syrakal” yang sakral. Momen Maulid Nabi Muhammad SAW. di MIN 1 Kebumen yang tak terlupakan. D