Buleleng_ Untuk memperkuat komitmen mewujudkan madrasah yang berkualitas, MIN 1 Kebumen padaĀ Kamis, (12/12/2024) melakukan kunjungan studi tiru di MIN 1 Buleleng, Bali. Banyak hal yang menarik dari MI Negeri tertua di Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng ini.
Dari sekian banyak hal menarik tersebut, satu yang mengesankan adalah pencapaian gelar juara 1 Madrasah Sehat tingkat provinsi.
Pencapaian ini diperoleh atas disiplin segenap civitas akademika dalam menjaga lingkungan madrasah yang sehat, rapi, asri, dan ramah anak, termasuk pada anak berkebutuhan khusus.
Memasuki halaman MIN, rombongan dari Kebumen disambut putra-putri madrasah berbusana dan berias khas Bali dan daerah lain seperti Madura.
Tarian penyambutan nan elok dan senam sehat dari peserta didik putri menyempurnakan sambutan di halaman madrasah yang asri.
Hadir menyambut rombongan MIN 1 Kebumen, Pengawas Madrasah Kabupaten Buleleng, Syaifurrahman, S.Pd.I., M.Pd, Ketua Komite MIN 1 Buleleng Ali Mustafid, S.T., kepala MIN 1 Buleleng, Fatmawati, S.Pd.I., M.Pd.I. serta segenap guru dan karyawan.
Syaifurrahman selaku pengawas madrasah menuturkan, umat muslim di Bali merupakan minoritas, sekitar 10,2%, namun moderasi beragamanya sangat bagus, sehingga tetap terjaga keharmonisan meskipun umat muslim adalah minoritas. Ia menuturkan, jumlah pemeluk Islam di Kabupaten Buleleng termasuk terbesar di Provinsi Bali.
Hal senada juga diungkapkan Ali Mustafid, ketua Komite MIN 1 Buleleng. Menurut Mustafid, banyak masjid berdiri di Buleleng. Satu diantaranya adalah masjid Besar Taufiq Hidayah Gerokgak Buleleng yang lokasinya di seberang jalan MIN 1 Buleleng.
Selain itu ada pula diniyah dan pesantren disekitar madrasah tempat anak-anak mengaji di sore maupun malam hari. “Pengajarnya para alumni pesantren dari Jawa”, kata pak ketua komite yang tampak akrab dengan para guru dan karyawan MIN.
Jumlah muslim yang besar tersebut berpengaruh pada banyaknya madrasah dari RA sampai MA yang berdiri di Kabupaten Buleleng.
Kembali Syaifurrahman menuturkan, “Ada 71 madrasah di Buleleng, di Kecamatan Gerokgak termasuk banyak, baik madrasah negeri maupun swasta”.
Menurutnya, tidak hanya banyak secara kuantitas, kini kualitas madrasah juga tidak lagi dipandang sebelah mata oleh masyarakat.
Ia menjelaskan, dengan berbagai prestasi yang diraih madrasah baik di tingkat provinsi maupun nasional, kini madrasah sudah menjadi pilihan utama para wali peserta didik untuk menyekolahkan anak-anakya.
Sementara itu, Fatmawati selaku kepala madrasah menyebutkan, kunci madrasahnya dapat meraih prestasi adalah disiplin dalam segala aspek serta melakukan berbagai inovasi.
Sejak hari pertama menjabat sebagai Kamad di MIN 1 Buleleng, Fatmawati selalu berfikir untuk melakukan berbagai hal. Ia bergerak cepat dengan membuat jejaring dengan berbagai instansi.
Berbagai MoU dirinya buat dengan Komite, Pemdes, Perusahan sekitar, Puskesmas, Kepolisian, Koramil, bahkan Basarnas untuk memastikan madrasah yang dipimpinnya sehat, aman, nyaman dan membawa kesejahteraan untuk peserta didik maupun untuk guru dan tenaga kependidikan.
Dari berbagai MoU tersebut, ia berhasilĀ mendapatkan dukungan beasiswa bagi peserta didik, tambahan kesejahteraan untuk guru dan tenaga kependidikan, penjemputan sampah dari pemerintah desa, suplay gizi berupa 3000 telur gratis per 6 bulan dari perusahaan setempat, pelatihan dokter kecil, pelatihan kebangsaan, pelatihan tanggap bencana dsb.
Saat penilaian pada lomba Madrasah Sehat, menurutnya penataan lingkungan dan wirausaha, menjadi kunci madrasahnya berhasil menyabet gelar juara 1 di tingkat provinsi mengalahkan madrasah lain bahkan yang ada di kota.
Dari sisi wirausaha, dirinya membuat usaha telor asin, keuntungannya bisa mencapai 2 s.d. 3 juta perbulan. “Dari keuntungan tersebut bisa digunakan untuk menopang dana kegiatan perlombaan” katanya.
Meskipun jumlah peserta didik hanya 165 siswa dengan jumlah GTK 26 orang, prestasi madrasahnya membuat berbagai kalangan mulai melirik.
“Dalam waktu dekat kami akan kedatangan kunjungan 64 dokter spesialis dalam rangka Hari Kesehatan Nasional”, tutur Kamad yang bersuamikan Kepala MAN Buleleng ini.
Tak hanya itu, madrasahnya berkomitmen menjadi sekolah ramah anak termasuk ramah difabel atau madrasah inklusi. Madrasahnya berusaha menyiapkan sarana prasarana yang menunjang seperti toilet maupun jalur jalan yang membantu difabel. “Guru ekstra kami juga ada yang difabel”, ujarnya.
Ia juga menyediakan air minum gratis yang sudah diukur PHnya dan disterilisasi sehingga aman dan sehat untuk dikonsumsi seluruh warga madrasah.
Nidal, Reza, Dede, Davin mengaku senang bersekolah di madrsahnya. “Enak sekali sekolah di MIN 1 Buleleng, alamnya bagus, tamannya bagus” kata Nidal.
Mereka juga merasa bangga madrasahnya didatangi tamu-tamu dari Kebumen namun merasa deg-degan juga, katanya.
Davin dari kelas 3 menyampaikan di madrasah kebanggaanya ini ada pembiasaan shalat dhuha, shalat dhuhur dan setoran hafalan surat.
Tamim Muhsin, S.Pd. Pengawas Madrasah Kecamatan Kebumen yang ikut dalam rombongan, tertarik dengan dua unsur yang dipaparkan yakni wirausaha dan pengelolaan air minumnya. Dirinya berharap dua hal ini bisa diterapkan di MIN 1 Kebumen.
Sementara itu Widyastuti, S.Pd. M.Pd. menyampaikan rasa terima kasih atas penyambutan dan keramah tamahan keluarga besar MIN 1 Buleleng.
Dirinya berharap silaturahmi ini dapat membawa berkah dan memacu kemajuan madrasah.
Pada kunjungan ini, Widyastuti telah menyiapkan 8 tim yang akan menelisik lebih jauh pengelolaan UKS, Sarpras, Perpustakaan, Sanitasi, Kantin Sehat, Program Madrasah Sehat, dan Pengelolaan Sampah.
Widyastuti ingin agar pengalaman sukses MIN 1 Buleleng di tingkat provinsi bisa menular ke MIN 1 Kebumen yang akan berusaha menjadi madrasah Adiwiyata tingkat provinsi.
“Madrasah Sehat dan Madrasah Adiwiyata tidak berbeda jauh, sama-sama bertujuan menjadi madrasah sehat, asri, dan ramah anak” kata Widyastuti.
Setelah seremonial, masing-masing tim yang ditunjuk menyelusuri ruang demi ruang untuk mendapatkan ilmu yang bisa dibawa sebagai oleh-oleh berharga untuk diterapkan di Kebumen.
Didampingi para guru setempat, tim menanyakan berbagai hal terkait pengelolaan madrasah yang memiliki 8 rombongan belajar ini.
Sebelumnya, saat memasuki gerbang MIN 1 Buleleng, rombongan disambut dengan tari-tarian yang anggun dan rancak khas Bali. Para peserta didik tampil dengan atraktif.
Setelah berada di aula, para guru dan tenaga kependidikan ikut ambil bagian menyuguhkan tari Puspanjali yang anggun disertai dengan lirak-lirik mata yang mempesona. Tak ketinggalan tarik suara juga dipersembahkan oleh peserta didik.
Keakraban pertemuan dua MIN 1 beda provinsi semakin terasa saat santap siang dengan kuliner khas Bali. Suasana semakin mencair dengan persembahan lagu-lagu karaoke dangdut maupun pop dari perwakilan masing-masing, termasuk tembang yang sedang viral “Sebotol Minuman” dari kepala madrasah MIN Gerokgak.
Suasana akrab ini ditutup dengan lagu kemesraan yang dinyanyikan segenap guru dari dua MIN 1 secara bersama.D